Minim IPAL jadi penyebab sungai jakarta tercemar
Ibu Kota Jakarta minim Instalasi Pembuangan Air Limbah IPAL berdasarkan catatan PD PAL Jaya, Jakarta hanya memiliki satu zona yang terbangun infrastruktur IPAL. Hal ini menyebabkan seluruh limbah masyarakat dibuang “mentah” tanpa diolah terlebih dahulu, yang langsung dialirkan ke sembilan muara tanpa diolah terlebih dahulu.
Wakil kepala Dinas Lingkungan Hidup DLH Ali Maulana membenarkan bahwa kebanyakan sungai di Kota Jakarta tercemar. Selain limbah domestik, limbah industri juga turut memberi andil besar dalam pencemaran air sungai tersebut.
“Tercemar sebagian besar karena limbah domestik karena saluran air hujan dan limbah di Jakarta jadi satu semuanya larinya ke kali. Warga juga tidak punya septik tank dan IPAL jadi dibuang ke saluran perkotaan limbah bersatu semua,” jelas Ali Maulana saat dihubungi.

Ali Maulana menambahkan, limbah domestik Jakarta bisa juga disebabkan karena tercemarnya air yang terbawa dari hulu. Sehingga, pencemaran air sungai di Jakarta semakin parah, menjadi hitam dan berbau tidak sedap.
Pantaun dari media online Indonesia mencatat, salah satu sungai yang tercemar sampah di Jakarta adalah pasar kemayoran, jalan kemayoran gempol, kemayoran, Jakarta Pusat. Sampah – sampah pelastik hasil domestik rumahan tampak menumpuk di pinggir badan air. Selain itu bau tidak sedap juga menyerbak dari sungai yang tidak mengalir tersebut.
Ali Maulana berkomentar, dia bersama pihaknya terus berupaya membersihkan kualitas air di Kota Jakarta. Kewenangan untuk membersihkan sampah ada pada Dinas Lingkungan Hidup, sementara untuk kualitas air pihaknya akan berkordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air “SDA”.
“Kami terus berupaya membersihkan sampah dari kali di Jakarta. Setiap hari.” pungkasnya.
Adapun salah satu sungai yang tercemar adalah Sungai Ciliwung. Beberapa parameter pencemaran telah melebihi baku mutu seperti phosphat, detergent, dan organik.
Sementara itu, berdasarkan indeks pencemaran, Sungai Ciliwung memiliki status antara cemar ringan hingga cemar Berat.
Untuk Sungai Cipinang, berdasarkan pemantauan 2015, semua parameter kimia seperti phospat, detergent, organic, BOD serta COD telah melebihi baku mutu dengan indeks pencemaran Sungai Cipinang antara cemar sedang hinnga cemar berat.
Kemudian untuk Sungai Angke, semua parameter kimia juga melebihi baku mutu dan indeks pencemaran antara cemar ringan hingga cemar berat.
Untuk Sungai Mookervart, semua parameter kimia diketahui sudah melebihi baku mutu dan indeks pencemaran antara cemar sedang hingga cemar berat.
Sementara itu, Sungai Grogol, di beberapa titik pantau, yaitu di Lebak Bulus dan Radio Dalam, semua parameter kimia masih memenuhi baku mutu.
Namun, memasuki daerah titik tengah hingga hilir, yaitu di daerah Palmerah hingga Pluit, semua parameter kimia telah melebihi baku mutu dan Indeks pencemaran antara cemar ringan hingga cemar berat.
Kemudian Sungai Sunter, pada semua titik pantau, baik hulu maupun hilir, semua parameter kimia telah melebihi baku mutu. Adapun indeks pencemarannya antara cemar sedang hingga cemar berat.